Rabu, 06 April 2011

Fiat 125

Melegenda dengan DOHC

Anda pasti akan tersenyum bila memang pernah memiliki mobil yang satu ini: Fiat 125, sedan keluarga dengan performa sport car (di masanya). Ya, performa itu didapat dari mesin 1.6-liter DOHC (Double Overhead Camshaft) dengan plus karburator twin barrel, yang menghasilkan tenaga 90 hp. Sebuah hal yang langka di zamannya dan konsep ini lantas diadopsi oleh manufaktur mobil lainnya, bertahun-tahun kemudian.

Fiat 125 diperkenalkan pada 1967 di Italia, dan diposisikan sebagai penerus Fiat 1500 (sekaligus donor platform). Lansiran 1967 termasuk jarang populasinya di Tanah Air, namun bukan berarti tidak ada. Beberapa mobil ini yang ditemukan di Indonesia bahkan masih menganut setir kiri, dan menjadi incaran kolektor. 

Versi setir kanan untuk Tanah Air
Merek Fiat, yang sebetulnya merupakan singkatan dari Fabrica Italiano Automobili di Torino, dibawa ke Indonesia oleh Daha Motor pada era '50-an. Kemudian merek ini diambil alih oleh Astra International pada dekade '80-an, dan terakhir dipegang oleh pengusaha Hutomo MP pada dekade '90-an.

Pada tahun 1968, Fiat 125 S bertenaga 100 hp diluncurkan. Tambahan tenaga itu didapat dari modifikasi pada silinder head, camshaft, serta penggunaan karburator yang disediakan oleh Webber (sebelumnya Solex). Kemudian pada 1970, datanglah 125S dengan sedikit perubahan di wajahnya. Lampu sein yang terpasang di sisi luar lampu utama, kini berpindah ke bawah, kemudian lampu belakang yang diposisikan vertikal, diubah menjadi horisontal. 

Jika Anda menemukan Fiat 125 S dengan transmisi 5-speed, tidak usah heran karena Fiat memang membekali 125S generasi 1968-1970 , serta 125 Special mulai tahun 1970-1973, dengan transmisi ini. Sekali lagi, hal ini merupakan terobosan, terutama untuk pasar Indonesia.

Satu hal yang tidak berubah adalah suspensinya. Rangkaian kolong mobil telah menganut sistem independent (depan) dan per daun (leaf spring) di belakang. Meski kombinasi itu tergolong kuno, namun 125 memiliki handling yang cukup baik. Bahkan, para pengamat permobilan (waktu itu) memberikan pujian terhadap pengendalian dan kedinamisan mobil ini. 

Kami beruntung pernah memiliki dua Fiat 125 ini. Yang satu adalah 125 Special tahun 1971, serta 125 S buatan tahun 1968. Keduanya tetap menawarkan kenyamanan khas Eropa: kursi yang empuk, kemudi yang mantap, serta tenaga yang tidak memalukan.
Namun, masalah yang dihadapi selalu sama: kelistrikan.
Denci Sinamleba (kontrib)

1 komentar:

  1. Oo jadi begitu... mantap juga yah, pantesan mobil saya sering bau gosong kabel terbakar... sip thx gan infonya

    BalasHapus